Kamis, 02 Juli 2009

Proposal PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal materil yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali.
Terkait mutu pendidikan, khususnya pendidikan pada tingkat dasar (SD dan SMP) sampai saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Standarisasi nilai kelulusan yang telah ditentukan pemerintah dengan nilai ,50 menimbulkan banyak kontroversi dikalangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena kehawatian mereka akan ketidak lulusan anak didik mereka.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pembelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai siswa secara tuntas terutama pembelajaran yang mayoritas tidak disenangi oleh siswa seperti matematika. Ini merupakan masalah yang cukup sulit dirasakan oleh guru.kesulitan itu karena siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tapi juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Berbagai upaya dan berbagai macam metode pembelajaran telah dicoba untuk diterapkan tetapi sampai saat ini hasilnya masih belum maksimal
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk menghadapi problematika tersebut. Karena model pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2007 : 12). Dalam cooperative learning terdapat beberapa variasi model yang dapat ditetapkan. Diantara berbagai model pembelajaran kooperatif adalah Teams Games Tournamen (TGT) merupakan salah satu model yang dipercaya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar informasi, tidak hanya informasi dari guru. Pembagian kelompok pada model pembelajaran ini didasarkan pada keheterogenan siswa, baik suku, prestasi, jenis kelamin atau lainnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dipercaya dapat memberikan solusi terhadap problematika pembelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar karena model TGT ini dapat memperhatikan keheterogenan siswa, dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dianggap cukup penting, maka penulis terdorong untuk meneliti tentang upaya model pembelajaran TGT dalam meningkatkan prestasi belajar matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
“Apakah penerapan model pembelajaran teams games tournament dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa dalam mata pembelajaran biologi kelas viii di smp negeri 12 kota cirebon ?
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran matematika di kelas masih berjalan monoton
b. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat
c. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa
d. Metode yang digunakan bersifat konvensional
e. Rendahnya kualitas pembelajaran Biologi
f. Rendahnya prestasi siswa pada mata pembelajaran biologi
2. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran teams games tournament yang diterapkan oleh guru Biologi di kelas VIII pada pokok bahasan fungsi makanan di SMP Negeri 12 Kota Cirebon.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) di SMP Negeri 12 Kota Cirebon ?
b. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran teams games tournament (TGT) terhadap prestasi belajar matematika di SMP Negeri 12 Kota Cirebon ?
c. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran teams games tournament (TGT) terhadap motivasi belajar matematika di SMP Negeri 12 Kota Cirebon ?

C. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament. Dengan metode ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat

D. Hipotesis Tindakan
Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara memecahkan masalah dalam PTK adalah sebagai berikut.
a. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pembelajaran Biologi kelas VIII di SMP Negeri 12 KotaCirebon
b. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pembelajaran biologi kelas VIII di SMP Negeri 12 KotaCirebon

E. Tujuan Penelitian
Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa sebuah penelitian khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Oleh karena itu tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournamnet (TGT) dalam pembelajaran fungsi makanan
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Biologi Di Kelas VIII SMP Negeri 12 Kota Cirebon
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran teams games tournament (TGT) terhadap motivasi belajar Biologi di SMP Negeri 12 Kota Cirebon

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Penelitian ini bagi guru bermanfaat untuk menambah variasi metode dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Meningkatka kinerja guru dalam memberikan pembelajaran matematika.
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya variasi pembelajaran tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman baru dalam kegiatan proses belajar mengajar.
c. Memberi motivasi siswa dalam mempelajari Biologi khususnya materi fungsi makanan..
G. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.(Isjoni, 2007 : 11)
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh tiga komponen pembelajaran yaitu siswa, materi pembelajaran dan guru. Ketiganya memiliki peran tersendiri yang tidak dapat diabaikan. Penguasaan materi, penerapan model pembelajaran dengan strategi yang tepat merupakan suatu keharusan bagi seorang guru, terutama guru matematika. (Alkrismanto, 2003 : 1)
Jika seorang guru biologi tidak menguasai bahan ajar yang akan disampaikan maka akan menyebabkan rendahnya kualitas pengajaran tersebut. Sementara jika seorang guru biologi telah menguasai bahan ajar yang akan disampaikan tetapi tidak mengetahui model pembelajaran yang tepat maka materi yang disampaikan tidak akan dipahami oleh siswa secara maksimal. Oleh karena itu pemilihan metode dan pendekatan dalam situasi kelas sangat penting.
Model pembelajaran teams games tournament (TGT) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar informasi, tidak hanya informasi dari guru. Pembagian kelompok pada model pembelajaran ini didasarkan pada keheterogenan siswa, baik suku, prestasi, jenis kelamin atau lainnya.
Guru menyajikan materi materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok . tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memasstikan bahwa seluruh anggita kelompok telah menguasai pembelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik






BAB II
ANALISIS TEORITIK TEAMS GAMES TOURNAMEN
( TGT)TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA SUB KONSEP FUNGSI MAKANAN

A. Cooperative Learning
1. Definisi Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (1955) mengemukakan “in cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uarain diatas dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompk-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Anita Lie (2000) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu system pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran koperatif. Menurut Johnson & Johnson (1994) cooperative learning adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari saru sama lain dalam kelompok tersebut.
2. Tujuan Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan sebiah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekrja secra berkolaborasi untuk mencapai tuuan bersama. Pembelajarn kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningfkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepmimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersma-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajarn kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa dan guru. Dengan bekrja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesame manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
Cooperaive learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam bebrapa perilaku social. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar Cooperaive learning adalah agar pesrta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lian untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok
3. Teori Cooperative Learning
Sebagai model pembelajaran yang sistematis yang mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendektan pembelajaran yang efektif, Cooperaive learning mengintegrasikan keterampilan social yang beeeermuatan akademis. Davidson dan warsham (2003) mengemukakan Cooperaive learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Karena itu, Cooperaive learning didasarkan kepada teori-teori perkembangan kognitif, perlakuan, dan persandaran social.
Teori-teori perkembangan kognitif adalah berasaskan pada teori Piaget dan Vygotski (slavib 1955) yang dikenbal sebagai “ Piaget konstruktivism kognitif” danVygotski Konstruktivism social”. Menurut Coburn (1993) dan Derry (1992), konstruktivisme adalah cabang daripada kognitivisme. Johnson & Johnson (1998) menyatakan teori Paiget dan vygotski berasaskan kepada premis, apabila individu bekerja sama atas persekitarnya, konflik sosio kognitif akan berlaku dan akan mewujudkan ketidakseimbangan kognitif dan seterusnya mencetuskan perkmbangan kognitif.
Teeori perlakuan yang diperbincangkan dalam kajin ini melibatkan perspektif, sikap, motivasi, kemampuan berfikir keritis, memiliki keterampialan social serta mampu menyelesaikan masalah yang dinyatakan oleh slavin (1980) yaitu pemberian ganjaran dapat memberi perangsang kepada pelajar-pelajar untuk bekrja sama dalam kumpulan belajar.
4. Karakteristik Cooperative Learning
Pada haikatnya Cooperaive learning sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banytak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning , karena mereka telah menganggap terbiasa menggunakannya. Walaupun Cooperaive learning merupakan kerja kelompok tapi tidak setiap kerja kelompok itu Cooperaive learnin.
Bennet (1955) menyetakan ada lima unsure dasar yang dapat membedakan Cooperaive learning dengan kerja kelompok yaitu :
1. Positive Interpedence
2. Interaction face to face
3. Adanya tangggung jawab pribadi mengenai materi pembelajaran dalam anggota kelompok
4. Membutuhkan keluwesan
5. meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok)
Positive interpedence, yaitu hubungan timbale balik yang di dasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lian p[ula atau sebaliknya. Interaction face to face adalah interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanay perantara.
5. Model-model Cooperative Learning
Menurut dahlan 91990) model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kueikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepadapengajar di kelas.
Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapain tujuan pengajaran. Dalamn prakteknya semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.
Pertama : semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semaik besar aktivitas belajar siswa maka hal itu semakin baik
Kedua : semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik
Ketiga : sesuai dengan belajar siswa yang dilakukan
Keempat : dapat dilaksanakan dengan biak oleh guru
Kelima : tidak ada satu pun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan proses belajar mengajar yang ada.
Dalam Cooperaive learning terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu :
1. Student Teams Achievement division (TGT)
2. Jigsaw
3. Geoup investigation
4. Rotating trio Exchange
5. Group Resume
6. Teams games tourbnament (TGT)
7. Think pair Share (TPS)
8. Number head together (NHT)




B. Teams Games Tournament (TGT)
1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan penjelasan sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan persaingan
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalampenyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang yang anggitanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk tournament
4. Turnamen
Biasanya tournament dilakukan pada akhir minggu atau padasetiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Tournament pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja tournament. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya
5. Team Recognize
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rat-rata skor 45atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Nurkancana dan Sunartana (1992) mengatakan; prestasi belajar biasa juga disebut kecakapan actual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan actual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability).

C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tujuan standar kopetensi dan kopetensi dasar tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan di atas guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan standar kopetensi dan kopetensi dasar yang ingin dicapai. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus.
2. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
a. Tujuan
Adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.
b. Guru
Adalah tenaga pendidik yang membrerikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya, guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
c. Anak Didik
Adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah. Dan dapat diyakini bahwa anak didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
d. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya.guru yang mengajar, anak didikyang belajar. Maka guru adalah yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah di ciptakan oleh guru. Dan gaya mengajar guru dapat mempengaruhi gaya belajar anak didik.
e. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan, biasanya bahan pembelajaran sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik,guna untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar dikelas. Semua bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi. Sedangkan alat – alat evaluasi biasanya menggunakan benar-salah (true-false), pilihan ganda (multipe-choice), tapi juga menjodohkan (matching), melengkapi (completion), essay.validitas dan reliabilitas data dari hasil evaluasi itulah yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

D. PEMBELAJARAN FUNGSI MAKANAN BAGI MANUSIA
1. Zat Penghasil Energi
A. Zat Penghasil Energi Utama(Karbohidrat)
a. Struktur Kimia Karbohidrat
Golongan karbohidrat antara lain : gula, tepung, selulosa, berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan senyawa anorganik yang mengandung unsure-unsurC, H, O, sesuai dengan kekomplekan susunan dan jumlah molekulnya, karbohidrat yang terdapat daloam makanan dapat di bagi menjadi tiga golongan(moh. Amienb, 1994, 141)yaitu sebagai berikut:
• Monosakarida(C6H12O6)merupakan karbohidrat yang terdiri dari suatu gugusan gula, seperti: glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa, ribose (penyususn RNA), deoksiribosa(penyusun DNA). Sifat manis, mudah larut dalam air.
• Disakarida(C12H22O11)merupakan karbohidrat yang terdiri atas dua gugusan gula, seperti: sukrosa (glukosa+fruktosa), laktosa (glukosa+galaktosa), maltosa (glukosa+glukosa).Sifat rasa manis, mudah larut dalam air.
• Polisakarida (C6H10O5), merupakan karbohidrat yang terdiri atas dua gugusan gula, seperti: tepung (amilum), slulosa dan glikugen(gula otot), pectin, lignin dan kitin. Sifat:umumnya tidak berasa atau berasa pahit, sukar larut dalam air.
Di dalam tubuh manusia glukosa merupakan jenis monosakarida penghasil energi utama.dalam keadaan normal, darah seseorang mengandung 70-100 mg glukosa setiap 100 ml darah.jika kadar glukosa lebih rendah dari kisaran normal disebut hypoglikemia, sebaliknya jika kadar glukosa lebih tinggi dari kisaran normal disebut hiperglikemia.
b. Sumber Karbohidra
Karbohidrat sebagai polisakarida yang di buat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Tumbuhan merupakan gedung yang menyimpan karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan dan manusia apabila ada kebutuhan untuk memproduksi energi.di samping dalam tumbuhan, dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupsksn sumber energi, yaitu glikogen (Anna Pudjiadi, 1994:247).
Karbohidrat dapat di peroleh dari padi, jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya, sagu, ketela pohon, ketela rambat, kentang, bentul.
c. Fungsi Karbohidrat
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi penting yang takdapat dig anti oleh zat makanan lainnya, misalnya, sel-sel otak dan lensa mata serta jaringan syaraf secara spesifik bergantung pada glukosa sebagai sumber energi. Karbohidrat juga berperan penting dalam proses metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa, dan pembentukan struktur sel, jaringan, dan organ tubuh. Laktosa membantu penyerapan kalsium, merupakan bahan pembentuk senyawa kimia lain dan juga bias membantu proses berlangsungnya buang air besar seperti selulosa.(Moh. Amien, 1994:141).
d. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat mengalami pencernaan secara mekanis dan juga kimiawi sejak masuk kedalam mulut sampai di usus halus.Hasilnya berupa monosakarida, seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Setelah karbohidrat di absorbsi melalui usus selanjutnya akan masuk ke aliran darah dalam bentuk dalam bentuk glukosa dan melalui vena porta di alirkan ke hati. Didalam hati, glukosa di ubah menjadi glikogen dan kadar gula yang diusahakan dalam batas-batas konstan. Di dalam saluran darah karbohidrat praktisa hanya dalam bentuk glukosa, karena terlebih dahulu fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa(Moh. Amien, 1994:142).
Untuk menghasilkan energi, glukosa mengalami proses oksidasi, proses berlangsung bertahap, diawali dengan gliklisis, daur krebs, dan system transport electron, secara singkat tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut:
• Glikosis
Proses gliolisis dimulai dengan molekul glukosa diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga jalur Embden–Meyerhof (Anna Pudjiadi,1994:225).
Mula-mula glukosa diaktifkan oleh molekul ATP menjadi glukosa fospat, melalui tahap-tahap proses kimia yang kompleks, akhirnya glukosa fosfat diubah menjadi asam piruvat, satu senyawa hasil akhir glikolisis yang memiliki 3 atom karbon.
• Siklus Krebs
Siklus krebs adalah rangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokndria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asan piruvat menjadi CO2, H2O, dan sejumlah energi.Proses ini adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau aerob, Siklus Krebs ini di sebut juga siklus asam sitrat (anna poedjiadi, 1994:264).
Pada awal tahap ini asam piruvat mengalami oksidasi sehingga melepaskan CO2 dan Asetil KoA selanjutnya mengalami oksidasi siklus di dalam siklus asam sitrat sehingga di hasilkan atom hydrogen berenegi tinggi, serta membebaskan CO2 .
• System Transport Elektron
Atom hydrogen berenergi tinggi yang di hasilkan melalui siklus krebs akan di pisahkan menjadi proton (H+) electron berenergi tinggi, ion H+ menangkap electron dari oksigen bebas membentuk senyawa air, sedangkan electron berenergi tinggi di pindahkan kedalam molekul pembawa electron(NAD dan FAD) untuk selanjutnya masuk kedalam ratai transport electron dan fosforilasi oksidatif yang pada akhirnya menghasilkan energi berupa ATP.proses ini berlangsung dengan bantuan enzim sitokrom.
B. Zat Penghasil Energi Tertinggi
a. Struktur Kimia Lemak
Lemak merupakan senyawa organic yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam zat pelarut organic, seperti kloroform, eter, dan minyak tanah.Lemak tersusun atas unsure-unsur C,H,O, namun kadang-kadang juga terdapat P dan N (Moh. Amien, 1994:142)
Istilah kimia untuk lemak ialah lipid.Lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan anas dari tubuh.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak di bedakan menjadi dua, yaitu:
• Asam lemak jenuh yaitu asam lemak yang dapat di sintesis sendiri (nonesensial) wujudnya berupa padat, seperti lemak hewan(mentega, gajih), asam stearat, dan asam palmitat.
• Asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak hewan tidak dapat di sintesis sendiri (esensial), wujudnya cair, seperti lemak nabati (minyak jagung, minyak kedelai).
b. Sumber Lemak
Berdasar asal bahan makanan yang mengandung lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati ialah lemak tumbuhan yang dapat di peroleh dari kelapa, kemiri, zaitun, berbaga, tanaman kacang, dan buah alvokad.lemak hewani adalah yang dapat di peroleh dari keju, lemak daging, mentega, susu, ikan basah, minyak ikan, dan telur.
c. Fungsi lemak
Orang yang tinggal di daerah yang bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan lemak lebih banyak. Didalam tubuh kita, lemak mempunyai beberapa fungsi penting (Moh. Amien ,1994:142), diantaranya ialah: Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah dan sebagai pelarut vitamin a,d,e,k.
2. Zat Pembangun Tubuh
A. Zat Pembangun Tubuh (Protein)
a. Struktur Kimia Protein
Protein adalah suatu senyawa organic yang tersusun oleh unsure-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang juga mengandung S dan P.Komponen dasar dari senyawa protein adalah asam amino.
Protein terdiri atas berbagai macam asam amino sepuluh diantaranya sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel tubuh. Kesepuluh asam amino ini tidak dapat di buat didalam tubuh.Oleh karena itu, harus tersedia dala makanan (asam amino esensial). Ada 8 asam amino esensial untuk orang dewasa dan 10 asam amino esensial pada anak-anak (Moh. Amien, 1994:145).
Macam-macam asam amino: petama asam amino esensial yaitu isoluesin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin, dan triptopan.Asam amino semi esensial yaitu:arginin, histidin, sistin, glisin, serin, dan tirosin.ketiga asam amino esensial, yaitu:alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamate,glutamine dan prolin.

b. Sumber Protein
Menurut asalnya protein dapat dibagi menjadi dua golongan (Moh. Amien,1994:145), pertama, potein yang terkandung didalam tubuh hewan disebut protein hewani, contohnya kasein pada susu, dan albumin pada putih telur. Pada umunya protein hewani adalah protein sempurna. Kedua, protein yang terkandung didalam bagian tumbuhan di sebut protein nabati, contohnya legumin pada kacang-kacangan dan gliadin pada gandum, yang lainnya seperti kelapa, dan beberapa jenis sayuran seperti daun melinjo.
c. Fungsi Protein
Fungsi protein di dalam tubuh, antara lain untuk (Moh. Amien :1994:145).
- Mensintesis subtansi-subtansi penting, seperti hormone, enzim, antibody, dan kromosom.
- Mengadakan pertumbuhan tubuh.protein sangat penting untuk pertumbuhan, perbaikandan pemeliharaan struktur tubuh (sel, jaringan, dan organ).
- Melaksanakan metabolisme tubuh sebagai enzim, protein memacu dan berpartisispasi dalam berbagai reaksi kimia dan biologis.
- Menyeimbangkan cairan tubuh dan larutan asam dan basa.Protein membantu dalam pemeliharaan tekanan yang wajar di dalam sekat-sekat rongga tubuh. Molekul protein berfungsi sebagai sistem bufer yang efektif.
- Menyediakan sumber energi, satu gram protein memberikan ± 4,1 kalori.
- Mendeteksifikasi tubuh, protein membantu dalam mengatur kemampuan tubuh untuk mendeteksifikasi zat-zat asing yang termakan.
Kekurangan protein dapat mengakibatkan penyakit yang di sebut kwashiorkor, terutama pada anak-anak berumur 6-36 bulan.
a. Metabolisme Protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita di cernakan dalam lambung dan usus menjadi asam amino, yang di absorbsi dan di bawa oleh darah ke hati.sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi di edarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh di bentuk dari asam-asam-asam amino (Anna Podjiadi, 1994:297).
Kelebihan protein tidak dapat disimpan didalam tubuh, kelebihan protein akan dirombak didalam sel-sel hati menjadi senyawa yang mengandung nitrogen dan senyawa yang tidak mengandung nitrogen, senywa yang tidak mengandung unsur-unsur N akan disintesis menjadi urea.Proses pembentukan urea tersebut berlangsung didalam hati, karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim orginase.Urea yang telah terbentuk akan di angkut bersama zat-zat sisa lainnya menuju ginjal untuk selanjutnya dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine,
3. Zat Pengatur Tubuh
A. Zat Pengatur Tubuh (Vitamin)
a) Struktur, Sumber dan Fungsi Vitamin
Vitamin adalah zat organik sebagai pelengkap makanan, tapi tidak menghasilkan energi, tetapi keberadaannya dalam makan sangat di perlukan sebagai zat pengatur metabolisme tertentu dan fungsinya yang khusus tidak dapat digantikan berdasarkan kelarutannya.Vitamin dibagi menjadi : vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin yang tidak dapat di simpan dalam tubuh,seperti vitamin B dan C1 sedangkan vitain yang larut dalam lemak yaitu vitamin yang dapat disimpan dalam tubuh, seperti vitamin A, D, E, dan K.
1) Vitamin yang larut dalam lemak (Tim Biologi, 1994:10)
a) Vitamin A, dapat di peroleh dari minyak ikan, susu, hati dan beberapa ikan berlemak. Karotin yang terdapat dalam wortel, daun pada sayuran, dan beberapa buah-buahan diubah menjadi vitamin A didalam tubuh.
b) Vitamin D ditemukan oleh Mccollum Hezs dan Sherman. Vitamin D dapat di peroleh dari minyak ikan, telur, mentega, ikan berlemak, ragi dan sedikit pada buah pisang.
c) Vitamin E, di temukan oleh Evans dan Burr.Vitamin E di gunakan tubuh untuk mencegah pendarahan pada ibu-ibu hamil dan mungkin dapat mencegah keguguran. Sumber vitamin E:kuning telur, susu, lemak, daging, ginjal, dan kecambah kacang ijo (tauge).
d) Vitamin K, di temukan oleh Hendrik Dam dan Edward Doisy.Vitamin K disebut sebagai vitamin anti pendarahan(anti hemoragia), vitamin K di perlukan untuk membentuk protombin didalam hati. Didalm hati pula vitamin K di simpan. Vitamin K di buat didalam kolon oleh bakteri escherechia coli dan dapat di serap jika sama-sama empedu.
2) Vitamin yang larut dalam air (Tim Biologi, 1994: 10)
a) Vitamin B, mula-mula di kenal hanya vitamin B kinol ditemukan jenis vitamin yang serupa, maka di sebutlah vitamin B1, vitamin B2, sampai menjadi 12 macam vitamin B. Dan timbulah istilah vitamin B kompleks. Vitamin B di temukan di hati, jantung, ginjal, otak, susu, kuning telur, kulir ari gadum dan padi, wortel, ragi, kol, tomat, kedelai, dan bayam.
b) Vitamin C, di butuhkan tubuh yang berbeda-beda tergantung usia dan kebutuhan, kelebihan vitamin C akan di buang melalui ginjal.
Jumlah kebutuhan vitamin C perhari yaitu bayi 30 mg, anak-anak 60 mg, masa pertumbuhan 90 mg, orang dewasa 75 mg, ibu hamil 100 mg, ibu menyusui 150 mg.
Sumber vitamin C adalah sayuran, dan buah-buah segar, berfungsi untuk membantu menghentikan pendarahan, memperkuat permeabilitas kapiler darah, dan menolong hipertensi.
B. Zat Pengatur Tubuh ( Mineral dan Air)
a. Strukur Kimia Mineral dan Air
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh,. Garam-garam mineral dapat di kelompokan menjadi:
1. makro elemen yaitu unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang banyak, seperti Na, Ca, K, P, Mg, Cl, S, F, dan I.
2. mikro elemen yaitu unsur-unsur yang di perlukan tubuh dalam jumlah sedikit, seperti Mn, Cr,Co,Mo, Zn, dan Cu.
Minaral yang peranannya cukup penting, yaitu: Ca, P, Fe, Na, K, L, S, Mg, F, dan Cl. Sedangkan air tergolong sebagai pelarut.Air tidak menghasilkan energi. Pengatur air didalam tubuh dilakukan oleh beberapa kelenjar hormon, seperti kelenjar hipofisis, tiroid, anak ginjal, serta alat ekskresi seperti kulit melalui kelenjar keringat.
b. Sumber dan Fungsi Mineral dan Air.
Sumber mineral:misal zat besi terdapat pada sayuran dan berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, iodium (I) terdapat pada ikan laut, tiram, kerang, dan ikan kering (Tim Biologi, 1994:12. Fosfor (F) terdapat pada kuning telur, susu, dan otak, yang berguna untuk menguatkan gigi. Kapur terdapat pada susu mentega, telur dan kacang-kacangan. Natrium dan Kalor ( Na dan Cl ) terdapat dalam garam dapur, yang berfungsi dalam pembentukan asam klorida pada lambung dan untuk menjaga nilai osmosisi darah (Tim Biologi, 1994:13). Sedangkan air sumber air minum , yang berfungsi sebagai pelarut senyawa-senyawa lain, mengangkut zat dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan dan menjaga stabilitas suhu tubuh (Tim Biologi, 1994: 13).

2. Zat-Zat Yang Mengganggu Kesehatan
a. Zat pewarna
Macam-macam zat pewarna:
- Alami;di gunakan untuk pengolahan zat makanan seperti warna hijau menggunakan daun pandan, dan warna kuning memakai kunyit.
- Sintetik: di gunakan untuk pewarna kertas dan tekstil, contoh pewarna merah yang mengandung karsinom merupakan penyebab kanker.
b. Zat pengawet di antaranya borak dan formalin (Tim Biologi, 1994:14)
c. Zat penyedap yaitu alami (terkandung dalam biji-bijian, ikan dan daging) dan sintetik(monosodium glutamat, dapat membahayakan kesehatan).







BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Kota Cirebon untuk mata Pembelajaran Biologi di kelas VIII

B. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran 2009/2010, yaitu bulan juli sampai bulan September. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kelender pendidikan sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas

C. Siklus
PTK ini dilaksanakan melalui 3 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti mata pembelajaran matematika melalui pembelajaran TGT
Siklus 1:
Akan dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu pembelajaran dengan membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain) dalam menyelesaikan soal SPLDV. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu
 Guru membentuk kelompok heterogen
 Guru menyajikan pembelajaran
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang bisa menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
 Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
 Guru memberikan evaluasi
 Guru memberikan penghargaan kelompok.
 Guru mentimpulkan materi yang telah dipelajari.
 Diakhir pembelajaran kooperatif tipe TGT akan diberikan post test. Hasil dari post test ini dijadikan refleksi.
Siklus 2:
Jika hasil belajar siswa pada siklus pertama belum menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa maka akan diberikan siklus kedua dengan perlakuan yang sama.
Siklus 3 :
Jika hasil belajar siswa pada siklus kedua belum menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa maka akan diberikan siklus ketiga dengan perlakuan yang sama

D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan.
a. Pengajuan proposal penelitian pada dosen pembimbing dan disahkan olehnya.
b. Mengurus surat ijin penelitian dari ketua jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon.
c. Memberikan tembusan pada instansi yang terkait yaitu kepada kepala sekolah SMP Negeri 12 Kota Cirebon.
d. Mengadakan observasi ke SMP Negeri 12 Kota Cirebon khususnya pada guru bidang studi biologi untuk mengetahui informasi mengenai proses belajar mengajar terutama pembelajaran biologi di kelas VIII
e. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas. Yang dibicarakan dalam diskusi ini antara lain tentang pengertian dan urgensi penelitian tindakan kelas bagi guru SMP, pendekatan cooperatif tipe TGT, topik (pokok bahasan) yang digunakan dalam penelitian, kondisi kelas yang akan digunakan dalam penelitian dan waktu pelaksanaan.
f. Berdasarkan hasil observasi, peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilakukan. Tindakan yang akan dilakukan dibagi ke dalam tiga siklus tindakan yaitu siklus I mengenai sitem persamaan linear dua variabel sebanyak dua kali pertemuan (4 jam pembelajaran), siklus ke II mengenai penggunaan sistempersaman linierdua variabel dalamkehidupan sehari-hari sebanyak satu kali pertemuan (2 jam pembelajaran), siklus III mengenai soal-soal cerita yang diselesaikan dengan menggunakan sitem persamaan linear sebanyak satu kali pertemuan (2 jam pembelajaran)
2. Pelaksanaan tindakan
a. Merancang tindakan antara lain membuat satuan pembelajaran, rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa serta mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan cooperatif tipe TGT.
b. Peneliti melaksanakan tindakan I peneliti bertindak sebagai guru selama pembelajaran berlangsung. Peneliti sebagai guru kelas menganilisis dan merefleksi pelaksanaan dari hasil tindakan I. Hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan ini menjadi bahan pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran siswa terhadap hasil pembelajaran siswa dan aktivitas tindakan I, kemudian peneliti merancang tindakan II.
c. Peneliti melaksanakan tindakan II kemudian menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan II yang telah dilaksakan dan hasilnya menjadi bahan rekomendasi bagi peneliti untuk merancang rencana tindakan III.
d. Peneliti melakanakan tindakan III kemudian menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan untuk seluruh sub konsep. Kegiatan ini merupakan akhir dari siklus tindakan I sampai tindakan III.
e. Menyebarkan angket untuk mengetahui sikap dan pendapat siswa tentang pendekatan cooperatif tipe TGT.
f. Menganalisis hasil belajar siswa dalam aspek koneksi matematika dengan cara : (1) Menganalisis tingkat penguasaan dan kemampuan koneksi matematika siswa serta ketuntasan belajar; (2) Menganalisis hasil angket tentang sikap siswa terhadap pembelajaran sistem persamaan linear dengan pendekatan cooperatif tipe TGT.
3. Evaluasi Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber Data Teoritik
Sumber data teoritik diperoleh dari buku-buku, artikel atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Sumber Data Empirik
Sumber data empirik diperoleh dari data yang diambil dari penelitian dan pengamatan langsung di lokasi penelitian, baik hasil angket maupun tes.
F. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data (Hadeli, MA, 2006 : 67). Berdasarkan definisi tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Kota Cirebon
b. Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling. Banyak sampel dalam penelitian ini berdasarkan pendapat suharsimi arikunto (1996:120) :
"Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 10, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil 10-15% atau lebih tergantung kemampuan peneliti dilihat dari waktu, dana , tenaga, sempit luasnya wilyah penelitian dari tiap subjek".
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti mengambil ancer-ancer 16,5% dari populasi yang berjumlah 240 siswa untuk dijadikan sampel. Sehingga jumlah responden yang dijadikan sampel adalah sebanyak 40 siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Angket
Peneliti akan menggunakan angket tertutup, sehingga responden hanya memilih jawaban yang sesuai. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model TGT.
b. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari konsep atau materi yang telah disampaikan.
H. Analisis Data
a. Uji Instrumen Penelitian
a) Validitas
Untuk mengukur kevalidan tes ataupun angket pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Validitas itu adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument (Suharsimi Arikunto, 2006;168)
rxy =
Keterangan
rxy = Tingkat kevalidan
X = Skor variable butir soal
Y = skor total
N = Banyak subjek
Dengan kriteria kevalidan yang digunakan adalah:
0,90 ≤ rxy 1,00 Validitas sangat tinggi (Sangat baik)_
0,70 ≤ rxy < 0,90 Validitas tinggi (baik)
0,40 ≤ rxy < 0,70 Validitas sedang (cukup)
0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah
0,00 ≤ rxy < 0,20 Validitas sangat rendah
Rxy < 0,00
Apabila rxy ≥ rtabel, maka item soal tersebut dikatakan valid
b) Reliabilitas
Untuk mengukur realibitas dalam instrusspenelitian ini, digunakan rumus belah dua formula Spearman-Brown (Ganjil-Genap).

Keterangan
= Realibitas Instrument
N = Banyaknya Subjek
X = Kelompok data belahan pertama (nomor Ganjil)
Y = Kelompok data belahan kedua (nomor genap)
Untuk menghitung koefisien realibitas alat evaluasi keseluruhan spearman-Brown menggunakan rumus :

Kriteria yang digunakan adalah :
r11 ≤ 0,20 derajat realibitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 derajat realibitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70 derajat realibitas sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 derajat realibitas tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00 derajat realibitas sangat tinggi
c) Daya Pembeda
Untuk menganalisis angket dihitung daya beda angket dan tes. Pada penelitian ini menggunakan rumus :
DP = atau DP =

Keterangan
JBA = Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JBB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JSA = Jumlah siswa kelompok atas
JSB= Jumlah kelompok bawah
Klasifikasi interpretasi daya pembeda yang digunakan
DP ≤ 0,00 sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 baik
0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik
d) Indeks Kesukaran
Dalam uji instrument untuk menentukan indeks kesukaran dari tiap soal digunakan rumus :
IK = atau IK =
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah
IK = 0,00 soal sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah

b. Uji persyaratan penelitian
a) Uji Normalitas
Untuyk menguji kenormalan data, akan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi- Kuadrat :
X2 =

Keterangan
X2 = Chi-Kuadrat
F0 = frekuensi yang diperoleh dari sample
fh = frekuensi yang doharapkan dari sample
X2 dikatakan normal jika X2hitung ≤ X2tabel
b) Uji Homogenitas
Rumus yang digunakan untuk mengetahui apkah sample yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak, maka digunakan rumus sebagai berikut :
F =
Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka data tersebut bervariansi homogen.
c. Analisis Regresi
Untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu tentang besarnya pengaruh model pembelajaran teams games tournament (TGT) terhadap prestasi belajar matematika maka digunakanlah analisis regresi dengan tiga cara yang harus dicari, yaitu :
a) Persamaan regresi yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variable-variabel yang akan diteliti. Dengan rumus :
Y = a + bX
Keterangan
Y = variable kriterium
X = variable predictor
a = bilangan konstan
b = koefesien arah regresi linier.
Untuk mencari rumus a dan b digunakan rumus :
a =
b =
Keterangan
X = variable X
Y = variable Y
b) Uji kelinieran regresi yaitu untuk mengetahui persamaan regresi yang sudah didapat apakah linier atau tidak. Uji kelinieran regresi yang digunakan adalah rumus :
JK (T) =
JK (a) =
JK (bla) = b
JK (S) = JK(T) – JK(a) – JK(bla)
JK (G) =
JK (TC) = JK(S) – JK(G)
c) Koefesien korelasi yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan antara variable-variabel itu. Menggunakan rumus :
rxy =
d. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian secara komprehensif, yaitu adakah pengaruh model pembelajaran TGT terhadap prestasi belajar matematika. Hipotesis ini menggunakan rumus t-test:
t =
untuk menentukan interval dari hasil perhitungan dan dibandingkan dengan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dengan criteria penujian hipotesis uji satu pihak untuk pihak kanan sebagai berikut :
Jika thitung ≤ ttabel maka h0 diterima, sedangkan thitung ≥ ttabel maka h0 ditolak

I. DESAIN PTK
Penerapan desain atau model – model PTK seperti yang telah banyak dikemukakan dapat dilakukan untuk semua mata pembelajaran, terutama mata pembelajaran yang di dalamnya terdapat praktek. Untuk itu mata pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, bahasa inggris, Biologi, dan sebagainya juga dapat menerapkan salah satu desain.
Apakah akan diterapkan tersebut model John Elliot, model Kemmis & McTaggart, model Hopkins ataupun model yang lainnya? Hal ini bergantung kepada permasalahn yang dihadapi praktisi di lapangan ataupun bergantung pada pemahaman dan kemampuan para praktisi di lapangan terhadap suatu model PTK atu dalam menerapkan salah satu model PTK
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan diterapkan suatu model PTK ialah bahwa terdapat langkah – langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti/guru, yaitu: 1) ide awal, 2) prasurvei/temuan awal, 3) diagnose, 4) perencanaan, 5) Implementasi tindakan, 6) Observasi, 7) Refleksi, 8) Laporan, 9) Kepada Saipa Hasil PTK dilaporkan.

1. Ide Awal
Seseorang yang berkehendak melaksanakan suatu penelitian baik yang berupa penelitian positivisme, naturalistic, analisis isi maupun PTK pasti diawali dengan gagasan – gagasan atu ide – ide, dan gagasan itu dimungkinkan yang dapat dikerjakan atau dilaksanaknnya. Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK ialah terdapatnya suatu permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas. Ide awal tersebut di antaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahantersebut dengan penerapan PTK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan.

2. Prasurvei
Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud melakukan penelitian di kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvai karenaberdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan kemajuan siswa, asarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya sudah akan mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.

3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu mealkukan diagnose atau dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, peneliti PTK akan dapat menentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya PTK.

4. Perencanaan
Di dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang gerkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menytusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanan ulang (replanning)
Hal – hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar.

5. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pad prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan sebagainya.

6. Pengamatan
Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring pengmat haruslah menvatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.

7. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para koaborator atau partisipan yang terkait denga suatu PTK yang dilaksanakan.Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning)selanjutnya ditentukan.

8. Penyusunan Laporan
Laporan hasil penelitian PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.

9. Kepada siapa hasil PTK Dilaporkan
Sebenarnya , PTK lebih bersifat individual. Artinya bahwa tujuan utama bagi PTK adalah self-improvement melalui self-evaluation dan self reflection, yang paad akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil pelaksanan PTK yng berupa terjadinya inovasi pembelajaran akan dilaporkan kepada diri si peneliti (Guru) sendiri). Guru perlu mengarsipkan langkah – langkah dan teknik pembelajaran yang dikembangkan melalui aktifitus PTK demi perbaikan proses pembelajaran yang dia lakukan di masa yang akan dating. Namun demikian, hasi PTK yang dilaksanakan tidak tertutyup kemungkinan untuk diikuti oleh guru lauin atau teman sejawat. Oleh karena itu guna melengkapi predikat guru sebagai ilmuwan sejati, guru perlu juga menuliskan pengalaman melaksanakan PTK tersebut ke dalm suatu karya tulis ilmiah. Karya tulis tersebut, yang selama ini belum merupakan kebiasaan bagi para guru, sebenarnya masyarakat pengguna lain. Dengan melaporkan hasil PTK tersebut kepada masyarakat (teman sejawat, pemerhati/pengamat pendidikan, dan para pakar pendidikan lainnya) guru akan memperoleh nilai tambah yaitu suatu bentuk pertanggungjawaban dan kebanggaan akademis/ilmiah sebagai seorang ilmuwan hasil kerja guru akan merupakan amal jariah yang sangat membantu teman sejawatnya dan siswa secara khusus. Melalui laporan kepada masyarakat, ptk yang pada awlnya dilaksanakan dalam skal kecil yaitu di ruang kelas, akan memberi sumbangsih yang cukup signifikan terhadap peningkatan mutuproses dan hasil belajar siswa.






















DAFTAR PUSTAKA


Zainal Aqib, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Irama Widya
Rochiati Wiriaatmadja,2008, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Remaja Rosdakarya
Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurahman, 2007, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Peneliutian, Bandung : Pustaka Setia
Hadeli, 2006, Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta : Quantum Teaching
Kunandar, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Raja Grafindo
Isjoni, 2007, Cooperatif Learning, Bandung : Alfabeta
Trianto, 2007, Model-modelpembelajaran inovatif, Jakarta : Prestasi Pustaka
Syaiful Bahri Djamrah, Aswa Zan, 1997, Strategi Pembelajaran, Banjarmasin : Rineka Cipta
Sumarna, 2004, Interpretasi Hasil Tes, BAndung : Rosdakarya
Tim Biologi.1995. Panduan Belajar Ipa Biologi.Yudistira. Jakarta.
Zuhairini dkk.1981.Metode Khusus Pendidikan Agama.Usaha Nasional.Surabaya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 KOTA CIREBON

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UAS
Mata Kuliah: PTK
Dosen: Kartimi, M.Pd









SAHIRI
NIM. 505470097


TARBIYAH / IPA-BIOLOGI / VIII






DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
CIREBON
2009

1 komentar:

  1. What happens to slots after a casino crash or bust? - Drmcd
    If there's no limit to 정읍 출장샵 your 평택 출장마사지 online gambling experience, you 삼척 출장샵 can always turn to the online gambling site 춘천 출장샵 to pick a better game. In general, the 부천 출장마사지 best

    BalasHapus